Menembus batas kota Songennep tempo dulu

Sumenep Tempo Dulu

Faiq Nur Fikri, Koordinator Songennep Tempo Doeloe saat menyampaikan materi didepan para peserta sarasehan budaya
Faiq Nur Fikri, Koordinator Songennep Tempo Doeloe saat menyampaikan materi didepan para peserta sarasehan budaya
Salah satu materi yang di sampaikan dalam acara sarasehan budaya Madura adalah mengajak para peserta untuk mengetahui situs-situs bangunan cagar budaya. Materi ini disampaikan oleh Faiq Nur Fikri, yang juga sebagai coordinator di Komunitas Songennep Tempo Doeloe.  Dihapan para peserta, dia memaparkan banyakknya situs-situs budaya yang terlupakan oleh masyarakat khususnya para muda-mudinya.
Situs bangunan cagar budaya di Sumenep, sesungguhnya sangat luar biasa banyaknya, sayangnya saat ini hanya segelintir orang yang mengetahui situs-situs bangunan bersejarah yang ada, padahal potensinya jika dijadikan objek wisata sejarah sunguh-sunguh akan menghidupi perekonomian masyarakat sekitar”, Imbuhnya dihapan para peserta yang sebagian besar adalah anak-anak SMA.
Disamping itu, ungkap mahasiswa jurusan Arsitektur ITATS ini dari banyaknya objek bangunan cagar budaya tersebut, hanya tiga objek saja yang cukup diperhatikan keberadaannya meskipun dari kesemuanya belum dikelola secara maksimal.

Salah satu contohnya adalah kompleks kawasan Asta Tinggi, yang merupakan situs sejarah yang sudah dikenal luas oleh wisatawan nusantara. Dia mengungkapkan bahwa masih banyak bangunan-bangunan di luar kompleks makam utama yang tidak terawat dan diperhatikan oleh pengelola. Padahal, jika diamati kompleks pemakaman ini sangat luas, dari pintu utama dibawah sampai menuju kompleks makam utama yang berada dipuncak bukit.

“Saya sangat menyangkan sekali, banyaknya makam-makam diluar kompleks asta induk yang tidak terawat, salah satunya adalah makam Pangeran Yudanagara Adipati Sumenep  tahun 1648. Padahal beliau adalah salah satu pahlawan yang bersama-sama Pangeran Trunojoyo, melawan penjajahan colonial ketika akan menguasai Madura” ,  ungkapnya.

Disamping itu selain mengajak peserta menelusuri kebesaran peninggalan Kerajaan Sumenep di Asta Tinggi, peserta juga disuguhi foto-foto kejayaan Pabrik Garam di Kota Kalianget Tempo Dulu. Dia juga mengungkapkan, bahwa Kota Kalianget  merupakan kawasan kota industri  modern pada jaman pemerintahan Kolonial.  Sayangnya saat ini, beberapa bangunan cagar budaya di kawasan ini sungguh sangat menghawatirkan, banyaknya aksi vandalisme dan juga kurangnya kesadaran masyarakat dalam merawat bangunan cagar budaya membuat beberapa bangunan tidak enak dipandang bahkan ada beberapa bagian yang dibiarkan hancur tak terawat.

Diakhir presentasinya dia mengharapkan kepada generasi pemuda Sumenep untuk senantiasa merawat dan terus melestrikan bangunan cagar budaya yang tersebar luas di wilayah ini. Salah satu cara sederhana yang bisa dilakukan misalnya dengan mengadakan aksi-aksi nyata kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar bangunan situs sejarah ataupun dengan cara-cara yang lebih kreatif seperti pengambilan lokasi syuting film, pengambilan objek untuk fotografi dsb. (reporter : fq-sepoeloe / foto:mr.b)

Baca Juga:

Bagikan:

Tags

Tinggalkan komentar

Maaf anda tidak bisa menyalin konten ini. Silahkan share saja.