Serangan Arosbaya, kontak fisik pertama orang-orang Madura dengan saudagar Eropa

Sumenep Tempo Dulu

Post%2BWeb%2B3
Jauh sebelum saudagar-saudagar Eropa bercokol dan mendirikan syarikat dagang di Asia tahun 1602. Desas-desus keberadaan kepulauan rempah-rempah di kalangan pedagang di Eropa begitu marak. Maka para saudagar negeri kincir angin dengan segera mengutus salah satu putra terbaiknya, Cornelis de Houtman untuk melakukan perjalanan ke Lisboa guna mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang keberadaan kepulauan rempah tersebut. Selama beberapa tahun akhirnya didapatkan informasi bahwa pulau yang di maksud berada di timur jauh dari India, bernama Bantam atau Banten.

Para saudagar berlayar ke timur 
Dalam waktu yang cukup singkat akhirnya Cornelis de Houtman dan Saudagar lainnya membentuk persyarikatan niaga bernama Compagnie van verre te Amsterdam dan menyusun rencana mengarungi samudera hingga akhirnya bisa berlabuh di kepulauan rempah-rempah yang dimaksud.
Ekspedisi pertama di mulai April 1595 dipimpin langsung oleh yang bersangkutan, Cornelis de Houtman melibatkan empat buah kapal dalam ekspedisi kali ini, masing-masing bernama Amsterdam, Mauritius, Hollandia dan Duyfken.
Dalam perjalanan yang cukup panjang, akhirnya pada tanggal 27 Juni 1596 kapal-kapal yang dipimpinnya berlabuh di Banten. Sayang hanya dalam beberapa hari, akibat tingkah laku dari para pengikutnya yang semena-mena, rombongan para saudagar tersebut akhirnya harus angkat kaki diiringi letupan meriam dari pusat kota. Perjalan kemudian dilanjutkan dengan menyisir pantai utara Jawa dan singgah dibeberapa tempat. Nahas dalam perjalannya ke timur, tepat di utara Surabaya, kapal-kapal tersebut diserang para perompak dan hanya beberapa  awak kapal yang selamat.
Setibanya di Madura, kumpulan saudagar tersebut menyerang penduduk lokal hingga salah seorang Pangeran tewas tanpa sebab yang jelas. Kejadian tersebut sontak membuat berang penduduk lokal lainnya di Madura dan pada akhirnya kapal-kapal disita. Cornelis de Houtman sang pemimpin akhirnya membayar denda dengan cukup mahal kepada penguasa lokal.
Ekspedisi kedua
Selang setahun sebelum pada akhirnya rombongan dari ekspedisi pertama meninggalkan Nusantara, Ekspedisi kedua-pun dimulai. Kali ini ekspedisi tersebut dipimpin oleh Jacob Cornelis Van Neck dengan membawa armada kapal sebanyak empat buah. Ekspedisi tersebut secara spesifik juga menuju Banten, salah satu kota perdagangan rempah-rempah di Barat Jawa.
Beda halnya dengan rombongan pertama, rombongan pimpinan Van Neck berhasil mendapatkan rempah yang diinginkan dari Banten. Rombongan tersebut sebagian akhirnya meninggalkan Banten dan beberapa kapal ditugaskan untuk berdagang ke wilayah Maluku.

Baca Juga:

Bagikan:

Tags

Tinggalkan komentar

Maaf anda tidak bisa menyalin konten ini. Silahkan share saja.