Opsir Tionghoa Sumenep, para pemuka Tionghoa yang minim cerita

Sumenep Tempo Dulu

Ilustrasi Opsir Tionghoa Sumenep - Grafis STEDU2022

Seiring dengan bertambahnya orang – orang Tionghoa yang tinggal di wilayah nusantara dan untuk mengamankan kepentingan pihak – pihak kolonial maka diangkatlah salah seorang pemimpin dari kalangan masyarakat Tionghoa yang kemudian hari dikenal dengan sebutan kapitein dan juga letnan. Pengangkatan kepala kelompok tersebut bermula pada awal abad ke-17,  saat Souw Beng Kong, sang saudagar kapal yang berasal dari Fujian ditunjuk  oleh Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen sebagai Kepala penduduk Tionghoa di Batavia dengan gelar Kapitein.

Penunjukan Souw Beng Kong bukan tanpa sebab, selain kaya harta kedekatan dengan Gubernur Jendral juga menjadi alasannya. Dua alasan ini juga yang kelak kemudian hari dipakai oleh pemerintah kolonial dalam penunjukan pemimpin atau pemuka masyarakat Tionghoa di berbagai daerah termasuk juga di Sumenep.

Catatan – catatan sejarah tentang nama, riwayat hidup, pekerjaan para opsir Tionghoa di Sumenep sangat minim, jikapun ada nama – nama para opsir Tionghoa di wilayah ini sangat terbatas. Ong Hok Ham dalam bukunya Riwayat Peranakan Tionghoa di Jawa menyampaikan para opsir ini dilahirkan dari keluarga – keluarga Tinghoa yang tinggal di Pabian, salah satu kampung khusus Tionghoa di Sumenep. Saat itu kampung ini hanya terdapat 6 kepala keluarga.

Tercatat dalam sumber Kolonial, terdapat dua pemimpin kelompok masyarakat Tionghoa di Sumenep, antara lain opsir untuk masyarakat Tionghoa totok dan  peranakan. Tionghoa peranakan yang dimaksud adalah kelompok masyarakat Tionghoa yang sudah menikah dan berbaur dengan penduduk setempat sekaligus telah menjadi seorang muslim.

Berikut hasil penelusuran TIM STEDU terkait daftar nama – nama opsir Tionghoa di Sumenep selama abad ke-19 yang dikumpulkan dari berbagai sumber kolonial.

opsir%2Btionghoa%2BSumenep

 

 

Baca Juga:

Bagikan:

Tinggalkan komentar

Maaf anda tidak bisa menyalin konten ini. Silahkan share saja.