Menyibak Asal-Usul Jikantang

FN Fikri

Galangan Kapal VOC - Arsipnas Jakarta

Nama Jikantang mungkin tak asing ditelinga sebagian besar masyarakat Kota Sumenep. Nama tersebut menjadi tetenger atau penanda jika seseorang akan berpergian ke Kalianget. Jika kita berkesempatan naik angkot misalnya, sang sopir atau kernet akan bertanya, “Kalianget e dimma? Jikantang, Lisun, apa Tambangan ? ”.

Ketiga tempat tersebut sama-sama masyhur ditelinga Masyarakat Kalianget hingga saat ini. Saking seringnya disebut, kadang kita tak sadar, jika penamaan lokasi yang disebut sebelumnya mempunyai latar belakang sejarah yang panjang dan unik.

Salah satunya Jikantang. Banyak orang mengira jika nama lokasi itu diambil dari nama tokoh karismatik yang ada di daerah tersebut.

Awalan Ji, yang kerap dimaknai Haji oleh orang-orang Madura, semakin meyakinkan para pendengarnya bahwa Jikantang adalah nama seseorang.

Padahal anggapan tersebut tak berdasar. Jikantang adalah singkatan dari Loji Kantang.

Loji menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki dua makna, yang pertama bangunan besar dan yang kedua merujuk kantor atau benteng kompeni masa penjajahan Belanda di Indonesia.

Sama halnya dengan arti loji yang tertera pada KBBI diatas, Loji Kantang merupakan benteng VOC yang dibangun sebelum berdirinya benteng modern di Desa Kalimook pada tahun 1875.

Dalam cerita tutur Masyarakat, benteng tersebut dibangun di daerah pesisir, yang sewaktu-waktu jika air laut pasang, benteng atau loji tersebut terlihat ngantang atau mengambang.

Atas dasar kejadian itulah, masyarakat setempat kemudian menyebut lokasi tersebut dengan nama Lojikantang atau loji yang mengambang.

Lantas sejak kapan loji tersebut berdiri ?

Tim riset STEDU berusaha untuk menguraikannya berdasarkan beberapa sumber pustaka yang ada. Diantaranya isi perjanjian Mataram-VOC dan juga perjanjian Sumenep.

Perjanjian Mataram-VOC tahun 1705 berisi tentang pelepasan Pamekasan dan Sumenep ke tangan VOC. Dalam isi perjanjian itu, kompeni juga diberi kebebasan mendirikan benteng dimana saja di tanah Jawa.

Dari perjanjian tersebut bisa saja setelah beberapa tahun bercokol di Madura Timur, VOC juga mendirikan benteng-benteng pertahananya di wilayah bekas Mataram ini.

Yang paling jelas tentang keberadaan Benteng, sebenarnya dapat dilihat di Perjanjian Sumenep tahun 1751. Perjanjian ini disepakati oleh Raden Tumenggung Tirtanegara saat dirinya didaulat oleh VOC sebagai Penguasa Sumenep menggantikan Pangeran Cakranegara.

Dalam kontrak politiknya, salah satu pasal disebutkan, bahwa Tirtanegara berjanji akan membangun benteng yang belum selesai berikut dengan loji yang telah lama hilang. Dua bangunan tersebut akan ia bangun dengan dana sendiri sesegera mungkin.

Dalam pasal ini tergambar jelas, bahwa loji berikut benteng VOC yang ada di Sumenep, rupa-rupanya sudah ada sebelum Tirtanegara berkuasa.

Dari keterangan-keterangan yang ada diatas pula, nampaknya dapat disimpulkan untuk sementara waktu, bahwa Lojikantang sudah dikenal setidak-tidaknya dalam kurun waktu tahun 1705 hingga 1751.

Lojikantang atau disingkat Jikantang, kini merupakan salah satu dusun di Desa Kalianget Barat, Kecamatan Kalianget.

Baca Juga:

Bagikan:

Tags

Tinggalkan komentar

Maaf anda tidak bisa menyalin konten ini. Silahkan share saja.