Melihat dari Dekat Megahnya Arsitektur Istana Wali Negara Madura

FN Fikri

Gambar Rencana Istana Negara Madura oleh W.J.G Zweedijk tahun 1949 - Nieuewe Courant
Gambar Rencana Istana Negara Madura oleh W.J.G Zweedijk tahun 1949 - Nieuewe Courant

20 Februari 1948 Gubenur Jenderal Van Mook secara resmi menetapkan Madura sebagai sebuah Negara. R. A. A Cakraningrat ditunjuk sebagai Wali Negara. Bersamaan dengan itu, ia juga meminta pemerintah yang baru saja dibentuk agar secepatnya menyusun sistem ketatanegaraan Madura sesuai ketentuan yang berlaku.

Setahun setelah berjibaku menyiapkan tata kelola pemerintahan yang baru, Pemerintah di Madura kemudian mewacanakan membangun berbagai prasarana publik, seperti Gedung Perkantoran hingga Istana Negara.

Dilansir dari surat kabar Nieuw Courant yang terbit tanggal 20 Agustus 1949, pendirian istana negara itu dimaksudkan untuk mengangkat martabat penguasa tinggi Negara, sekaligus sebagai simbol berdirinya Negara Madura.

Untuk memuluskan rencana tersebut, Pemerintah kemudian menunjuk W.J.G Zweedijk sebagai arsitek pembangunan Istana. Dibawah arahan langsung sang wali Negara, ia kemudian merealisasikan seluruh ide dan gagasan sang Kepala Pemerintahan itu dalam sebuah gambar kerja.

Berkat kelihaiannya dalam mendesain,  pria kelahiran Padang 1897 itu berhasil menciptakan bentuk arsitektur yang unik, yang sebelumnya belum pernah dibangun di Pulau Madura.

Dalam desain, saya telah mencoba untuk menemukan kombinasi antara gaya arsitektur tradisional asli dan karakter yang lebih modern, yang mencirikan gaya kami saat ini. Desain ini merupakan sebuah keberlanjutan dari gaya arsitektur lama yang disimbolkan dengan timur, dan baru dengan barat.” tutur Zweedijk kepada jurnalis Nieuw Courant di pertengahan tahun 1949.

Karena keunikannya, kala itu karya Zweedijk digadang-gadang menjadi permata arsitektur di Pulau Madura.

ARSITEKTUR BANGUNAN

Istana Negara Madura yang dibangun diatas bekas kediaman Residen Madura ini miliki luas bangunan sekitar 3500 m2. Dibagi kedalam beberapa kelompok bangunan, diantaranya terdiri dari bangunan utama, bangunan pribadi, dan juga kantor.

Bangunan utama terdiri dari ruang resepsi dan beberapa ruang pendukung lainnya seperti ruang kopi, ruang ganti, toilet serta ruang tamu yang sewaktu-waktu juga dapat digunakan sebagai ruang makan bersama.

Menurut penuturan sang arsitek, desain eksterior maupun interior yang diterapkan pada gedung utama sepenuhnya mengadopsi gaya timur.

Ukiran bergaya Hindu-Jawa serta penggunaan empat pilar ditengah ruang resepsi, terinspirasi dari dari bangunan pendopo yang ada di Indonesia.

Untuk memberikan rasa nyaman saat berada didalam ruangan, zweedijk sengaja menempatkan banyak pintu berukuran besar pada bagian depan. Untuk menyiasati kelebihan cahaya yang masuk, ia meletakkan teras selebar tiga meter pada seluruh bangunan.

Sebagaimana tujuan awal, Istana Negara ini juga diproyeksikkan sebagai tempat tinggal Wali Negara beserta keluarganya. Oleh karena itu Zweedijk juga melengkapi gedung ini dengan kamar dan ruang lain yang bisa mendukung aktivitas sehari-hari.

Ruang kamar tidur terletak tepat dibelakang ruang resepsi. Di bagian ini terdapat 6 buah kamar yang semuanya menghadap taman terbuka (patio).

Dipaling ujung, yang merupakan bagian akhir dari bangunan, terdapat ruang makan besar yang terhubung dengan dapur, ruang santai, ruang musik, ruang kerja dan perpustakaan.

Tak jauh dari bangunan utama, tepatnya di sisi sebelah barat, terdapat gedung Kantor Sekretariat. Gedung ini sepenuhnya difungsikan sebagai ruang kerja sekretaris dan beberapa staf umum lainnya.

Sedangkan kantor-kantor departemen, rencananya akan dibangun diatas lahan bekas barak Barisan yang terletak di sebelah timur Istana. Namun karena keterbatasan anggaran, rencana tersebut akhirnya ditangguhkan.

Kini gedung megah yang menghabiskan biaya 805 ribu gulden itu telah beralih fungsi sebagai Kantor Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan Dan Pembangunan Jawa Timur IV.

Baca Juga:

Bagikan:

Tinggalkan komentar

Maaf anda tidak bisa menyalin konten ini. Silahkan share saja.