Membedah Fungsi Beranda pada Rumah Tua Peninggalan Belanda

FN Fikri

Seorang pria sedang duduk santai di beranda rumah di Kalianget - RM

Beranda merupakan bagian penting dari rumah yang di bangun di negara tropis seperti Indonesia. Kata beranda berasal dari veranda atau verandah, kosa kata Portugis varanda. Bagi masyarakat Madura, beranda dikenal dengan istilah teras.

Pada masa Hindia Belanda, warga Eropa menggunakan beranda atau teras rumah sebagai tempat bersantai, menerima tamu, beristirahat bahkan hanya sebagai tempat bermain anak-anak.

Jika dilihat perjalanan sejarahnya, sebenarnya orang-orang Belanda saat baru pertama kali datang ke Nusantara tidak mengenal beranda seutuhnya. Mereka membangun rumah mengikuti model bangunan yang ada di negara asalnya, Belanda atau Portugis.

Kala itu rumah atau bangunan apapun milik VOC desainnya mengutamakan faktor keamanan. Atas dasar itu, mereka membangun bangunannya menggunakan material yang berbeda dengan masyarakat setempat.

Orang-orang Belanda menggunakan material bata sebagai dindingnya, genteng sebagai atapnya, ventilasi sedikit tanpa beranda yang luas disalah satu sisinya.

Beranda yang tak luas itu dikenal dengan istilah stoep, ukurannya sangat sempit dan tertutup, hanya berfungsi sebagai ruang tamu dan ruang santai.

Sayangnya desain bangunan yang utuh itu, tidak cocok diterapkan sepenuhnya di Negara tropis.

Sinar matahari dan curah hujan yang tinggi membuat faktor kenyamanan dalam ruang sepenuhnya terganggu. Pengap dan lembab menjadi tantangan tersendiri bagi orang-orang Belanda kala itu.

BABAK BARU

Abad 18 telah memberi peluang baru bagi orang-orang Belanda untuk membangun permukimannya diluar benteng lantaran keamanan wilayahnya makin kondusif dan dapat dikendalikan.

Orang-orang Belanda mulai membidik lahan-lahan terbuka yang luas dan rindang untuk membangun rumahnya secara leluasa.

Arsitektur rumahnya pun mulai disesuaikan dengan iklim setempat. Cendela dan pintu dengan bukaan yang besar agar ventalasi udara dapat mengalir dengan baik mulai diterapkan.

Pun juga beranda, yang semula luasannya terbatas dan tertutup, di era ini beranda mulai didesain secara terbuka agar dikala bersantai dapat menikmati hijaunya rerimbunan kebun atau suasana sekitar rumahnya.

Pada masa ini dikenal juga beberapa istilah dalam menyebut beranda. Diantaranya voorgalerij (galeri depan) dan achtergalerij (galeri belakang).

Di ruang – ruang ini biasanya akan dipajang dan diletakkan benda-benda yang sifatnya milik pribadi dan publik. Seperti kursi malas, koleksi benda-benda antik, kursi tamu dll. Karena beranda mempunyai beberapa fungsi, antara lain sebagai ruang bersantai, bermain, dan juga tempat menerima tamu.

Mr J.H.W.B. Visser Kepala Landraad Sumenep bersama istri sedang bersantai di teras rumah KITLV

Kepala pengadilan Sumenep, Mr J.H.W.B. Visser bersama istri sedang duduk santai di beranda rumahnya. Terlihat juga aneka pernak pernik perlengkapan ngeteh seperti, teko, gelas, toples dll yang diletakkan di samping istrinya. Sang istri nampaknya juga sudah terpengaruh mode pakaian gaya ala masyarakat indo eropa yakni dengan mengenakan kebaya dan juga sarung batik. (KITLV)

Baca Juga:

Bagikan:

Tinggalkan komentar

Maaf anda tidak bisa menyalin konten ini. Silahkan share saja.