Menyingkap bentuk meriam temuan warga Kampung Eropa Marengan

FN Fikri

Meriam Geladak VOC | Source : letstravelliamo.com
Meriam Geladak VOC | Source : letstravelliamo.com

Sabtu, 15 Mei 2022 lalu Pak Masduki berencana menggali tanah dibelakang rumahnya, namun secara tak sengaja ia menemukan benda aneh di kedalaman 1,5 meter. Tanpa pikir panjang pria paruh baya itu kemudian bergegas ke kalebun Marengan melaporkan temuannya itu. Dilansir dari laman berita portalmadura.com, benda berbentuk lonjong itu disinyalir sebagai meriam.

Meriam bukanlah benda baru dalam dunia militer. Alat peledak berbahan mesiu itu lumrah digunakan pada abad 14 hingga 19 Masehi. Kala itu meriam banyak dimanfaatkan sebagai alat tempur untuk meluluh lantakkan musuh, sebagian kecil lainnya dimanfaatkan cinderamata atau pajangan.

Seperti yang disampaikan oleh Danang Wahyu Utomo dalam laporan penelitian terkait penemuan meriam di Surabaya tahun 2008 silam, ia mengutarakan bahwa meriam yang memiliki laras polos merupakan meriam yang difungsikan untuk kepentingan militer, sedangkan yang memiliki logo tertentu, seperti meriam Si Jagur misalnya, yang diberikan oleh VOC kepada Sultan Banten dapat dikategorikan sebagai meriam cinderamata.

Dalam laporan yang sama, ia juga menyinggung berbagai jenis meriam yang umumnya digunakan di Nusantara, antara lain ada yang bersifat statis dan juga mobil atau dapat dipindah-pindah. Meriam statis biasanya ditempatkan di lokasi-lokasi strategis seperti Benteng atau Pesisir. Ukuran dan bobotnyapun terbilang cukup besar. Sedangkan meriam yang bersifat mobil memiliki bobot dan bentuk yang kecil, seperti halnya meriam yang ditemukan oleh warga Marengan.

Bagian Meriam

Dari hasil pengamatan Komunitas STEDU, meriam yang ditemukan warga itu, memiliki ukuran panjang  88 cm dengan diameter 15 cm dibagian ujungnya. Seluruh bagian terlihat masih utuh meskipun tanpa pedati. Tak diketahui secara pasti jenis material yang digunakan pada meriam tersebut, karena seluruh bagian larasnya tertutup oleh gumpalan tanah keras. Namun dari beberapa literatur yang ada, meriam pada umumnya dibuat dari bahan dasar campuran besi dan baja, disamping itu ada juga yang dibuat dari bahan perunggu.

Dedi Angga Arista, anggota Komunitas Sumenep Tempo Dulu yang juga aktif di komunitas Reenactor Surabaya menduga alat tempur tersebut merupakan jenis meriam laut atau naval cannon. Umum dipakai oleh armada – armada laut dan ditempatkan diatas geladak kapal. “Bisa saja meriam tersebut milik kapal dagang VOC atau milik Kerajaan Sumenep sendiri mas”, saat dikonfirmasi melalui pesan grup WhatsApp komunitas beberapa waktu yang lalu.

Baca Juga:

Bagikan:

Tinggalkan komentar

Maaf anda tidak bisa menyalin konten ini. Silahkan share saja.