Mencicipi Sejarah Garam Di Seluruh Dunia

FN Fikri

Proses Ekstraksi Garam Laut sekitar tahun 1900 Koninklijk Instituut voor Taal Land en Volkenkunde 1
Proses Ekstraksi Garam Laut sekitar tahun 1900 Koninklijk Instituut voor Taal Land en Volkenkunde 1

Garam merupakan komoditas yang paling dicari dalam sejarah peradaban Manusia, ujar Mark Kurlansky dalam bukunya Salt: A World History yang diterbitkan pada tahun 2002 silam. Apa yang diungkapkan oleh wartawan senior asal Amerika itu bukan tanpa alasan, selama jutaan tahun lamanya, garam yang tersedia secara alami di muka bumi itu memang pernah menjadi barang incaran banyak orang.

Keberadaanya bagaikan emas, dicari untuk kepentingan kesehatan, bahan pengawet, alat tukar atau barter, hingga dijadikan sebagai alat politik.

Garam di Tiongkok

Menurut catatan kuno, pemanfaatan garam di negeri tirai bambu sudah berlansung sejak tahun 800 SM atau selama masa pemerintahan Dinasti Xia. Kala itu, garam-garam dibuat diatas wajan tanah liat. Air laut atau air danau dikumpulkan, direbus diatas api hingga menyisakan kristal-kristal garam.

Kristal garam yang mereka kumpulkan, kemudian banyak dimanfaatkan untuk mengawetkan ikan. Saking banyaknya  orang Tiongkok yang bergelut dalam industri tersebut, sampai-sampai muncul anekdot, bahwa ikan dan garam merupakan satu hal yang tak dapat dipisahkan.

Pemanfaatan garam sebagai bahan pengawet yang menghasilkan, juga telah memicu pemerintah merapkan pajak garam dan memonopolinya. Mereka dengan senang hati mengundang para pedagang-pedagang besar untuk mengekploitasi garam di wilayah mereka dan menarik pajak setinggi mungkin.

Dari pajak itulah Pemerintah Tiongkok dapat membangun kotanya dengan megah dan monumental, salah satunya changcheng yang dikenal sebagai tembok besar china.

Garam di Mesir  

Sedikit berbeda dengan orang-orang Tiongkok, orang Mesir kuno memproduksi garam mereka disekitar delta Sungai Nil, air laut yang melimpah diuapkan di sekitaran delta hingga beberapa hari lamanya. Kristal garam yang tersisa kemudian mereka kumpulkan untuk mengawetkan ikan, daging bahkan sayuran selama berbulan bulan. Atas dasar itu pula, dikemudian waktu, muncul tradisi mengawetkan mayat yang dikenal dengan proses mumifikasi.

Garam di Benua Eropa

Didaratan benua Eropa garam sudah dikenal sejak era Romawi kuno. Mereka memperoleh garam dari membuat kolam-kolam kecil di daerah yang banyak terkena sinar matahari. Kala itu, seseorang yang memiliki kolam garam, dikenal sebagai salah satu orang terkaya di komunitas mereka.

Selama masa kekaisaran romawi, garam menjadi komoditas yang sangat popular.Betapa tidak, garam kala itu juga dijadikan alat tukar mirip mata uang. Dilansir dari majalah times,  Para serdadu romawi digaji dengan sebagian garam yang dikenal dengan istilah solarium argentum. Bahkan saat perbudakan masih legal, mereka sering membeli budak mereka dengan garam.

Baca Juga:

Bagikan:

Tinggalkan komentar

Maaf anda tidak bisa menyalin konten ini. Silahkan share saja.